Jumat, 14 Oktober 2016

cerita hari ini.. ^_^

“Pacaraaann? Ahhh.... Sudah Lah!”

Udah lama ga nuliss lagi, tapi stelah baca tulisan2 sahabatku yang juga punya cita2 yang sama pengen jadi penulis terkenal, buku2nya dipajang di semua toko buku, terus terpampang nama kami disana, dan orang2 berebut membelinya lalu membacanya dan buku itu mengalirkan nasehat2 positif yang mampu menebarkan manfaat adalah suatu kebahagiaan tersendiri bagi kami. Uhhh,,, sungguh betapa indahnya kalau mimpi itu terwujud. Mimpi yang indah bukan??, namun aku yakin selamanya cita2 ini akan jadi mimpi kalau tekad nya ga kuat.
Lalu kenapa judulnya pacaran sih neng?? Lo kayak udah pengalaman amat sama kata itu??..haha. ahh,, hari ini aku Cuma pengen cuap2 sedikit, mengisi kekosongan waktu dan tetiba punya ide nulis ini. Yaa ini tentang Izzah. tentang seorang  perempuan yang usianya sudah mencapai seperempat abad  namun belum pernah merasakan indahnya pacaran. Nah lho?? Kok bisa?? Ga laku itu mah..??? jualan kallee,,, xixixix
Izzah ini sahabatku, kemanapun aku pergi dia selalu ada. Selalu siap denger keluh kesahku, siap menasehatiku, dan siap memberikan solusi terbaiknya saat aku benar2 membutuhkan. Pokoknya Izzah best frend forever dehh. Nah,,, aku pengen ceritain tentang kisahnya, yang katanya penuh liku nan terjal berbatu2. Izzah sering bercerita tentang kisah percintaannya. Tapi yang bikin aku kadang melongo dan tetiba tertawa terpingkal2 adalah saat dia mengakui dirinya tak pernah punya pacar, dan tentu tak pernah punya mantan, tapi kok bisa punya kisah cinta?? Eamang cinta2an sama siapa?? Tembok?? Haha.  
Lalu dia pun tertawa kecil dan bercerita semuanya tentang kisahnya. Dulu waktu SD ia memang perempuan yang jarang punya temen cowok. Karena ibunya selalu menegur dan memperingatkan dengan tegas agar Izzah tak terlalu dekat2 dengan teman lelaki. Nah.. dari sanalah tertanam kuat dibenaknya saat ada teman lelaki yang ingin berteman akrab lalu dengan spontan izzah pasti langsung menghindar. Namun, ia mengakui bahwa rasa suka pada makhluk yang bernama lelaki sudah ia rasakan sejak sekolah dasar. Ia selalu menyukai sosok yang sopan, rapih, dan rajin sholat. Seperti dulu, ketika ia melanjutkan sekolahnya ke tingkat SMP, ada sosok lelaki yang menarik hatinya. Suka pake peci, rajin sholat, dan tentu rapih dan santun menurut pandangannya. Tapi apalah daya, saat ia mengutarakan isi hatinya melalui sepucuk surat, dengan santun lelaki itu menolak. Duuh,, saat mendengar ceritanya di episode ini, aku rada sedih namun kulihat dia malah tertawa lalu mengucap syukur. Aku pun heran dan bertanya “kamu kok seneng amat ditolak?? Bersyukur pula.. kalo aja saat itu aku yang berada diposisimu pasti aku sudah menangis guling2 dibawah kolong ranjang” kulihat ia tambah terpingkal lalu menatapku serius. Ternyata iapun menangis saat itu. Tapi rasa syukur nya hadir saat ia mengenal makna cinta dengan lebih baik. Lalu akupun kembali mendengarkan kisahnya. Waktu SD, ia pernah ditembak sama seseorang yang sangat ia tak suka. Namun ia menolak nya. Dan saat SMP iapun merasakan indahnya saat rasa itu tak berbalas. Yaa.. baginya itu indah. Namun bagiku itu adalah petaka haha..
Waktu SMP ia hanya menyukai satu orang lelaki, yang pernah menolak cintanya namun tetap menjadi teman baiknya. Lelaki itu baik menurutnya, selalu membalas pesan2 singkat yang ia kirimkan walaupun menurutnya pesan itu hanya sekedar basa basi agar ia tetap dekat dengn lelakinya. Lalu akupun bertanya, “selama SMP ga pernah suka sama siapa2 lagi selain dia? Terus waktu SMP ga ada yang ngedeketin??”
Lalu ia tertawa lagi mendengar pertanyaanku. ternyata Teman lelaki yang ia miliki dulu hanya beberapa saja, bahkan bisa diitung dengan jari. Itupun selalu ia hindari. Yang ada dihatinya saat itu hanya dia, yaa.. si dia yang pernah menolak cintanya. Meski mereka sudah tak satu sekolah, sosok lelaki itu selalu berhasil mengisi ruang hatinya. Hingga masa SMA menjelang, ia kembali bertemu sosok yang disukainya tepat didepan sekolahnya. Huuhh.. ternyata sahabatku ini ga bisa muv on.. hahah. Terus aku pun bertanya “Terus waktu SMA jadian ga sama dia?”  Senyumnya menjawab. Yaa aku sudah paham dengan senyum itu. Pasti jawabnya tidak. ”Terus waktu SMA ga ada yang kamu suka terus suka sama kamu jg, lalu jadian?” diapun kembali tersenyum lalu melanjutkan kisahnya. Ketua osis itu mendekatinya, mengucap cinta namun ia menolak. Yaa.. waktu SMA ternyata ada ketua osis yang menyukai Izzah. Iapun pernah menyukai sesosok lelaki yang baik dan santun menurutnya, tentu dia rajin shalat. Tapi kali ini Izzah hanya memendam perasaannya, tak berani mengungkapkan karena tak ingin sakit yang kedua kalinya, saat itu. Lalu akupun bertutur dalam hati.  sungguh tak ada yang menarik dari kisahnya remajanya, bagiku ia tak memiliki kisah cinta nan indah.
Lalu aku mulai bosan mendengar kisahnya. Iapun kembali membisikkan kalimat2 yang sangat kuingat hingga kini. “Allah menjagaku Dex. Aku baru sadar ternyata selama ini Allah sangat menyayangiku. Aku tak pernah pacaran itu berarti aku tak pernah menambah dosaku dengan kemaksiatan akibat berhubungan dengan seseorang yang belum halal untukku. Kamu perlu tau, bahwa dulu aku sama sekali tak punya niat untuk tidak pacaran. Tapi Allah menutup hati setiap lelaki yang aku sukai, dan menutup hatiku untuk tidak menerima cinta yang datang mendekatiku. Aku bersyukur dex... sungguh aku sangat bersyukur. Biarlah aku disebut tidak laku, ketinggalan jaman karena tidak pacaran, atau apaun itu. Tapi sekali lagi sungguh aku sangat bersyukur” aku.. hampir menitikkan air mata.. namun tetap diam menatap nya dalam. Sekali lagi ia membisikkan kata2 yang menimbulkan penyesalan dilubuk hatiku yang terdalam, "Dex, kenapa aku sangat bersyukur ga pernah pacaran? karena aku bisa menjaga diriku hanya untuk siapapun kelak yang Allah izinkan menjadi kekasih halalku. suatu saat nanti aku akan mengatakan padanya, bahwa dialah lelaki tampan yang pernah kumiliki, aku akan sangat bahagia meski hanya makan malam berdua dengannya, karena itu akan menjadi pengalaman pertama dan semoga selamanya hanya bersama dia, insyaAllah. aku tak akan pernah membanding-bandingkan dirinya dengan lelaki manapun.. karena tentu dialah lelaki terbaik yang pernah kumiliki setelah halalnya hubungan kami nanti." 
lalu akupun terdiam, memeluknya erat dan perlahan aku beristighfar. Izzah tak pernah menghakimiku karena bertukar2 pacar, tapi ia selalu berhasil menyadarkanku dengan kalimat2 lembutnya. Dia selalu mengingatkaku  dengan penuh kasih sayang. Dan aku mulai sadar dengan semua kesalahanku. Dihatiku, aku mulai berbisik  "Allah, kini tak ada lagi pacar, yang ada hanya kekasih halal. aku akan berusaha menjaga diri hanya untuk kekasih yang Kelak Allah Halalkan untukku. Amiin" 
Yaa.. inilah kisah Izzah.. yang berhasil membuatku tersadar dari keindahan nan semu yang selama ini kurasakan. Pacaraaannn....  ahhh sudahlah. -__-