Selasa, 02 Oktober 2012

Para Gadis Kudu Tau Lho….!!



     Aku punya cita2 yang bagiku sangat berat untuk di wujudkan. Tapi, meskipun berat, bukan berarti gak bisa lho ya’…@ karena disisi lain, akupun memiliki keyakinan bahwa aku mampu, asalkan aku bertekad untuk mempersiapkan bekal yang cukup untuk meraih cita2 itu. sebenarnya apasih cita2 ku??
    Hmmm,, berbicara mengenai cita2, aku adalah orang yang paling banyak memilikinya. Bahkan telah kutulis rapi dalam sebuah dream book. Yah,, aku telah menulisnya dalam sebuah buku mimpi, berderert mimpi-mimpiku disana. Dan salah satu mimpi ku yang ingin kuceritakan dalam tulisan ini yaitu “Keluarga Islami”
     Haa,,,, keluarga islami?? Maksud lho?? Hehe.. iya nih, semenjak kuliah, aku terus saja berangan2 untuk segera menikah dan memiliki keluarga yang didalamnya terpatri aturan2 yang telah disyariatkan dalam islam. Nah,,, inilah cita2 terbesarku. Cita2 yang suatu hari nanti akan ku wujudkan. Memang tidak mudah, namun aku yakin aku bisa.
     Aku adalah salah satu makhluk yang rada sedikit aneh, kerjaanku hanya ingin selalu mendengar curhatan orang tanpa melakukan hal sebaliknya. Aku paling gak bisa curhat sama orang lain. Bahkan jika aku punya masalah, aku hanya bisa meluahkannya dalam sebugh buku diary atau langsung saja ku ceritakan pada sang pemberi problem. Hmmm,, setelah kedua hal itu kulakukan, maka hatikupun terasa lebih Plong…..
     Pernah seorang teman bercerita tentang keluarganya yang kini telah ia bangun dan tentunya keluarga yang hanya semata-mata mengharap Ridha Allah. Salah satu yang ia tanamkan pada dirinya adalah menghindari aktifitas2 yang dilarang oleh Allah, ketika masih remaja, alias ketika ia masih gadis. “Dulu, sebelum kakak paham tentang aturan2 dalam islam, kakak juga remaja yang bisa dikatakan nakal dek. Berjilbab hanya kesekolah saja, karena pada saat itu kk hanya memandang Jilbab sebagai pakaian yang harus dikenakan karena tuntutan sekolah. dan satu lagi, hal terburuk yang pernah kk lakukan adalah kk gadis yang kerap kali gonta ganti pacar. Naudzubillah…. Kk baru menyadari ketika kk mulai menginjakkan kaki dikampus, lalu dengan sigap kk langsung memutuskan hubungan dengan pacar2 kk.”
Hmm,, nama nya k Ulfa. Cantik,, bahkan sangat cantik. Dia kini telah berjilbab yang sesuai syari’at. Jilbab lebar dengan kaca mata serta senyum manis yang senantiasa mengembang. “Ria perlu tau dek, bahwa banyak sekali yang menyangka bahwa pernikahan yang didahului proses pacaran akan lebih berhasil. tapi kenyataannya, menunjukkan kebalikannya. Bahkan setelah menikah aib yang ditutupi selama berpacaran lansung muncul dengan jelas. Cinta yang membara dihati sebelum pernikahan akan menghilang dan padam dengan cepat. Hal ini akan membuat pasangan kecewa, dan masalah2 pun akan bermunculan.
     Hal ini telah terbukti lho dek, teman kk yang tengah mengalaminya dan iapun mengakui. Kk sempat menangis dan menyesal dengan ulah kk selama ini akibat ketidak tahuan. Dan ketika pemahaman itu hadir menyentuh hati kk, dengan benar2 mengucapkan syukur kepada Allah, kk pun berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan itu lagi. Dan Alhamdulillah, Allah masih menyayangi kk, hingga ketika kk menikah, tidak di awali dengan proses pacaran, tapi ta’aruf untuk mengenalnya lebih jauh.
     Pernikahan yang tidak diawali dengan aktifitas pacaran biasanya dilakukan secara lebih rasional dan criteria pasangan terpenuhi secara lebih sepadan. Rasionalitas pernikahan ini dimulai dari titik nol, lalu berkembang secara alami menuju level yang lebih baik, hingga masa depan pernikan lebih baik.
     Dalam sebuah tulisan yang dimuat majalah Kullu Al-Usrah yang berjudul “Cinta dan Kesuksesan pernikahan” diutarakan, “BAHWA BISISKAN HATI MENJERUMUSKAN PADA KEGAGALAN, SEDANGKAN BIMBINGAN AKAL MENJAMIN KEBAHAGIAAN”. Jangan menikah dengan orang yang kau cintai dan jangan menjalin hubungan dengan orang yang kau sukai. Nikahilah orang yang dipilih oleh AKALMU, bukan Oleh HATIMU. Sebab yakinlah dek, bahwa pilihan akal akan lebih tepat, sedangkan pilihan hati tunduk pada dorongan nafsu. Orang memang dapt mewujudkan pernikahan atas dasar pilihan hati dan akal sekaligus dengan syarat pilihan akal harus tetap menjadi prioritas utama.
     Dalam skala seratus, UNSUR CINTA hanya 30% dari porsi pernikahan. Unsure lain yang lebih banyak dan lebih penting adalah sikap saling memahami, kasih sayang, kesanggupan memikul tanggung jawab, dan kegigihan menyukseskan pernikahan.”       
     Hmm,, panjang juga cerita k Ulfa. Akupun benar2 semangat mendengarnya.dan akupun merenung membayangkan betapa bahagianya keluarga mereka. k Ulfa selalu tampak romantic bersama sang suami. Bahkan mereka seperti orang yang pacaran,, padahal mereka suamu isteri lho. Hmmm,, luar biasa. Dan itulah yang ingin kuwujudkan dalam rumah tanggaku kelak. Aminnn,,
     Tau gak sih, aku paling gak setuju tuh dengan orang yang ketika ingin menikah selalu memprioritaskan pasangan hanya pada aspek kekayaan. Terutama dikalangan kita yang cewek nih, yang paling dicari adalah kekayaan, pendidikan, jabatan, keturunan, atau ketrampilan calon suami, padahal ada yang lebih penting dari itu semua, yaitu lualitas keagamaan calon suami. Ketika bercita2 ingin memiliki keluar yang islami, tentunya keluarga yang senantiasa mendapat Ridha Allah, maka yang pertama harus dilakukan adalah komitmen dengan AlQuran dan Assunnah.
     Banyak kemaksiatan yang terjadi antara suami dan isteri, suami jarang dirumah, isteri tak sepenuhnya patuh pada suami, anak2 diabaikan tanpa di berikan kasih sayang seutuhnya.. dan banyak hal maksiat lainnya. Dan ini terjadi hanya karena jauhnya suami atau isteri dari ajaran AlQur’an dan Assunnah.  Kalau bukan karena hal itu, bukankah hak dan kewajiban masing2 suami isteri telah begitu jelas??
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                              

Tidak ada komentar: