Aku punya cita2 yang bagiku sangat berat untuk di wujudkan. Tapi,
meskipun berat, bukan berarti gak bisa lho ya’…@ karena disisi lain, akupun
memiliki keyakinan bahwa aku mampu, asalkan aku bertekad untuk mempersiapkan
bekal yang cukup untuk meraih cita2 itu. sebenarnya apasih cita2 ku??
Hmmm,, berbicara mengenai cita2, aku adalah orang yang paling banyak
memilikinya. Bahkan telah kutulis rapi dalam sebuah dream book. Yah,, aku telah
menulisnya dalam sebuah buku mimpi, berderert mimpi-mimpiku disana. Dan salah
satu mimpi ku yang ingin kuceritakan dalam tulisan ini yaitu “Keluarga Islami”
Haa,,,, keluarga islami?? Maksud lho?? Hehe.. iya nih, semenjak kuliah,
aku terus saja berangan2 untuk segera menikah dan memiliki keluarga yang
didalamnya terpatri aturan2 yang telah disyariatkan dalam islam. Nah,,, inilah
cita2 terbesarku. Cita2 yang suatu hari nanti akan ku wujudkan. Memang tidak
mudah, namun aku yakin aku bisa.
Aku
adalah salah satu makhluk yang rada sedikit aneh, kerjaanku hanya ingin selalu
mendengar curhatan orang tanpa melakukan hal sebaliknya. Aku paling gak bisa
curhat sama orang lain. Bahkan jika aku punya masalah, aku hanya bisa
meluahkannya dalam sebugh buku diary atau langsung saja ku ceritakan pada sang
pemberi problem. Hmmm,, setelah kedua hal itu kulakukan, maka hatikupun terasa
lebih Plong…..
Pernah
seorang teman bercerita tentang keluarganya yang kini telah ia bangun dan
tentunya keluarga yang hanya semata-mata mengharap Ridha Allah. Salah satu yang
ia tanamkan pada dirinya adalah menghindari aktifitas2 yang dilarang oleh
Allah, ketika masih remaja, alias ketika ia masih gadis. “Dulu, sebelum kakak
paham tentang aturan2 dalam islam, kakak juga remaja yang bisa dikatakan nakal
dek. Berjilbab hanya kesekolah saja, karena pada saat itu kk hanya memandang
Jilbab sebagai pakaian yang harus dikenakan karena tuntutan sekolah. dan satu
lagi, hal terburuk yang pernah kk lakukan adalah kk gadis yang kerap kali gonta
ganti pacar. Naudzubillah…. Kk baru menyadari ketika kk mulai menginjakkan kaki
dikampus, lalu dengan sigap kk langsung memutuskan hubungan dengan pacar2 kk.”
Hmm,, nama nya k Ulfa. Cantik,, bahkan sangat
cantik. Dia kini telah berjilbab yang sesuai syari’at. Jilbab lebar dengan kaca
mata serta senyum manis yang senantiasa mengembang. “Ria perlu tau dek, bahwa banyak sekali yang menyangka bahwa pernikahan
yang didahului proses pacaran akan lebih berhasil. tapi kenyataannya,
menunjukkan kebalikannya. Bahkan setelah menikah aib yang ditutupi selama
berpacaran lansung muncul dengan jelas. Cinta yang membara dihati sebelum
pernikahan akan menghilang dan padam dengan cepat. Hal ini akan membuat
pasangan kecewa, dan masalah2 pun akan bermunculan.
Hal ini telah terbukti lho dek, teman kk yang
tengah mengalaminya dan iapun mengakui. Kk sempat menangis dan menyesal dengan
ulah kk selama ini akibat ketidak tahuan. Dan ketika pemahaman itu hadir
menyentuh hati kk, dengan benar2 mengucapkan syukur kepada Allah, kk pun
berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan itu lagi. Dan Alhamdulillah, Allah
masih menyayangi kk, hingga ketika kk menikah, tidak di awali dengan proses
pacaran, tapi ta’aruf untuk mengenalnya lebih jauh.
Pernikahan yang tidak diawali dengan
aktifitas pacaran biasanya dilakukan secara lebih rasional dan criteria pasangan
terpenuhi secara lebih sepadan. Rasionalitas pernikahan ini dimulai dari titik
nol, lalu berkembang secara alami menuju level yang lebih baik, hingga masa
depan pernikan lebih baik.
Dalam sebuah tulisan yang dimuat majalah
Kullu Al-Usrah yang berjudul “Cinta dan Kesuksesan pernikahan” diutarakan, “BAHWA
BISISKAN HATI MENJERUMUSKAN PADA KEGAGALAN, SEDANGKAN BIMBINGAN AKAL MENJAMIN
KEBAHAGIAAN”. Jangan menikah dengan orang yang kau cintai dan jangan menjalin
hubungan dengan orang yang kau sukai. Nikahilah orang yang dipilih oleh AKALMU,
bukan Oleh HATIMU. Sebab yakinlah dek, bahwa pilihan akal akan lebih tepat,
sedangkan pilihan hati tunduk pada dorongan nafsu. Orang memang dapt mewujudkan
pernikahan atas dasar pilihan hati dan akal sekaligus dengan syarat pilihan
akal harus tetap menjadi prioritas utama.
Dalam skala seratus, UNSUR CINTA hanya 30%
dari porsi pernikahan. Unsure lain yang lebih banyak dan lebih penting adalah
sikap saling memahami, kasih sayang, kesanggupan memikul tanggung jawab, dan
kegigihan menyukseskan pernikahan.”
Hmm,, panjang juga cerita k Ulfa. Akupun benar2
semangat mendengarnya.dan akupun merenung membayangkan betapa bahagianya
keluarga mereka. k Ulfa selalu tampak romantic bersama sang suami. Bahkan mereka
seperti orang yang pacaran,, padahal mereka suamu isteri lho. Hmmm,, luar biasa.
Dan itulah yang ingin kuwujudkan dalam rumah tanggaku kelak. Aminnn,,
Tau gak sih, aku paling gak setuju tuh
dengan orang yang ketika ingin menikah selalu memprioritaskan pasangan hanya
pada aspek kekayaan. Terutama dikalangan kita yang cewek nih, yang paling
dicari adalah kekayaan, pendidikan, jabatan, keturunan, atau ketrampilan calon
suami, padahal ada yang lebih penting dari itu semua, yaitu lualitas keagamaan
calon suami. Ketika bercita2 ingin memiliki keluar yang islami, tentunya
keluarga yang senantiasa mendapat Ridha Allah, maka yang pertama harus
dilakukan adalah komitmen dengan AlQuran dan Assunnah.
Banyak kemaksiatan yang terjadi antara
suami dan isteri, suami jarang dirumah, isteri tak sepenuhnya patuh pada suami,
anak2 diabaikan tanpa di berikan kasih sayang seutuhnya.. dan banyak hal
maksiat lainnya. Dan ini terjadi hanya karena jauhnya suami atau isteri dari
ajaran AlQur’an dan Assunnah. Kalau bukan
karena hal itu, bukankah hak dan kewajiban masing2 suami isteri telah begitu
jelas??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar