Senin, 11 Januari 2016

CERPEN



    Cerita Tentang Naila

    Trauma yang masih menghantui jiwa Naila membuatnya terus menghindar ketika ada lelaki yang mendekatinya. Bahkan sampai pada usia 23 tahun, sudah 5 lelaki yang datang untuk meminangnya namun semua ia tolak. Ia tetap berusaha menyibukkan diri dengan aktifitasnya sebagai seorang bidan. Waktunya benar-benar ia habiskan di rumah sakit praktek bersalin tempat ia bekerja.
     Semua berawal ketika ayah tirinya hampir saja menodainya. Berlanjut saat lelaki yang ia cintaipun melakukan hal yang sama, bahkan telah berani merenggut kegadisannya dengan paksa. Karena itulah ia berusaha untuk tidak membuka diri dengan lelaki manapun. Baginya semua lelaki itu sama saja biadabnya. Hingga pada akhirnya ia bertemu kembali dengan lelaki yang pernah menorehkan kekecewaan yang begitu mendalam bahkan masih membekas sampai saat ini. Betapa tidak, Aldy sang pujaan  hatinya itu benar-benar telah menggoreskan luka yang tak terperi dilubuk hati Nai.
     “Nai.. sungguh aku masih mencintaimu bahkan sampai detik ini tak berkurang sedikitpun. Aku akan bertanggung jawab atas semua yang kulakukan padamu” Ucap Aldi bebrapa waktu yg lalu ketika mereka bertemu untuk pertama kali setelah bertahun-tahun lamanya. Ketika itu mereka sama-sama mengikuti acara bakti sosial. Nai hanya tertunduk menahan air mata yang hampir saja jatuh. Lelaki yang kini berdiri dihadapannya bukan lagi Aldy yang dulu. Setelah 5 tahun lamanya tak bertemu, dan kini lelaki yang ada dihadapannnya benar-benar telah berubah 180 derajat. Naila tak bisa menepis perasaannya terhadap Aldy cinta pertamanya ketika SMA dulu.
    Kisah cinta remaja yang hanya bertahan 2 hari itu tiba-tiba kembali membayang diingatannya. Yaa.. Nai pernah menjadi kekasih Aldy meski hanya bertahan 2 hari. Jika mengingat kejadian beberapa tahun itu, nai benar-benar trauma hingga membuatnya membenci semua lelaki yang ingin mendekatinya.
     Namun Nai sempat juga bertemu dengan seorang pria diacara Bakti Sosial itu. Pria yang telah meluluhkan hati Nai bahkan sedikit demi sedikit telah mengubah pemikirannya bahwa tidak semua lelaki berhati bejat.  Yaa.. namanya  Luky Ardian Hafiz. Nai baru sadar bahwa pria yang baru ia kenal itu adalah sosok yang sangat menghargai dan memuliakan wanita. Bahkan untuk sekedar menyentuh dalam keadaan terpaksapun dengan bijak ia hindari.  
     Hal itu terbukti saat seorang teman Nai yang juga mahaiswi kebidanan, jatuh pingsan dihutan  ketika mereka berniat mengambil air di sungai. Sungai yang cukup jauh dari lokasi perkemahan membuat mereka harus menelusuri hutan terlebih dahulu. Seekor Ular kecil yang tampak gesit langsung saja menghembuskan racun jahatnya kearah betis  Indah teman Nai. Nai benar-benar kebingungan , namun tiba2 saja Luky hadir diantara mereka. Pria itu tampak sigap memberi pertolongan ketika melihat Indah telah terjatuh diatas tanah dalam kondisi lemah tak berdaya.
     Ia meminta Nai menekan betis atas Indah agar Racun tak menjalar lebih jauh. Iapun langsung menelepon salah seorang temannya untuk memberikan pertolongan. Dengan cepat pula ia mengeluarkan sapu tangan dari saku celana dan langsung mengikatkan diatas betis bekas semburan ular itu. Nai mengamati dengan seksama pria yang saat itu berada dihadapannya. Terlihat jelas kehati-hatiannya hingga sedikitpun tak menyentuh betis Indah.   Ia hanya sesekali memandang wajah Nai saat menanyakan pristiwa yg terjadi. Ia terus saja menundukkan pandangannya, atau sekedar mengalihkan pandangan kearah lain. Hati Nai tersentuh, ingin rasanya mengenal sosoknya lebih dekat. Namun Nai tak kuasa karena kesopanan dan ketaatan yang terpancar melalui kepribadian lelaki itu membuat Nai ragu untuk sekedar mendekatinya. “siapa lah aku ini? Wanita yang tak mampu untuk sekedar menjaga kesucian diri. Wanita kotor yang jelas terkesan murahan. Tak pantas rasanya meski hanya untuk sekedar dekat apalagi bisa mengenalnya lebih jauh.” Batin Nai sambil sesekali menyeka air matanya.
     (huaaaa... sepertinya kisahnya belum selessai alias BESAMBUNG.... )

Tidak ada komentar: